Galery HIPMI-DSLNG




NOTA KESEPAHAMAN


Tantangan Pengusaha Muda: Kecil-kecil Jadi Bos

Ambisi yang meletup-letup, emosi, masalah SDM, dan miskin pengalaman, mewarnai bisnis para pengusaha muda. Perjalanan waktu akhirnya membuat mereka dewasa.Orang muda kadang membuka usaha baru dengan ambisi yang meletup-letup. “Saat mendirikan perusahaan pertama, kepala saya penuh target. Pokoknya dream must come true,” aku Naomi Susan, direktur PT Natural Semesta. Saat itu, kata “pokoknya” menjadi mantra sakti. Pokoknya harus berhasil.

Pokoknya harus deal. Pokoknya harus untung. Namun, ternyata tak semuanya berjalan mulus. Beberapa perusahaan Naomi, seperti klikduit.com, harus kandas. Ia pun terjungkal beberapa kali saat berbisnis properti. Kala gagal untuk pertama kalinya, Naomi merasa dunianya runtuh. “Saya bete banget.

Malu, sedih, mengutuk diri sendiri,” kenangnya. Meski banyak pengusaha muda yang tak mampu bertahan, Rhenald Kasali, ketua program Ilmu Manajemen, Pasca Sarjana Universitas Indonesia, tetap salut. Baginya, ada keberanian untuk memulai langkah pertama itu sudah bagus. Tinggal bagaimana mereka mengelola diri dan perusahaannya. Rhenald tak menampik bahwa dalam mengelola usahanya, sebagian pengusaha muda masih diliputi emosi. Menurut dia, tantangan manajerial di perusahaan sedikit banyak dipengaruhi kematangan emosi pemimpinnya. Emosi itu timbul karena ada keinginan untuk membuktikan kemampuan diri.

Eko Hendro Purnomo, dirut PT E Titik Tiga Komando, mengakui kebenaran analisis itu. Saat mulai berbisnis, emosinya lebih menonjol ketimbang aspek manajerial. “Kalau melihat orang yang kerjanya nggak bagus, saya langsung bilang, lu besok keluar aja. Sementara kalau terkesan dengan pekerjaan seseorang, saya bisa saja bilang, besok lu naik pangkat ya,” ungkap Eko.

Waktu itu ia belum peduli hak dan kewajiban karyawan yang diberhentikan atau dipromosikan. Beruntung Eko menyadari kekeliruannya. Kini pada tiga perusahaannya ada divisi SDM. “Biar mereka yang mengatur jenjang karier dan masalah penggajian,” katanya, sambil tersenyum. Ia mengaku mendapatkan banyak pengetahuan soal manajemen dari membaca, bergaul, dan bertukar pikiran dengan banyak orang, tak terkecuali para pakar, di samping belajar dari pengalaman.

Jangan Berdasar TrenSaat booming bisnis low cost carrier, PT Adam Sky Connection Airlines (Adam Air) ikut masuk. Kapten perusahaan ini, Adam Adhitya Suherman, 23 tahun, tak memilih warna dominan biru atau putih, tetapi justru oranye dan hijau muda. “Kesannya fresh dan ceria,” tutur Adam.

Ia tak takut pilihan warnanya bisa “menggerogoti” wibawa sebuah maskapai penerbangan. Adam percaya bahwa keberhasilan perusahaan lebih banyak dipengaruhi oleh kuatnya budaya kerja. “Itu sebabnya saya pilih orang-orang terbaik dan punya tim business development yang solid,” ujarnya.

Tim yang anggotanya 10 orang itu melakukan riset dan studi kelayakan, terutama berkaitan dengan pembukaan rute-rute potensial, menerapkan tradisi on time performance, dan memilih tipe pesawat.


Galery Foto

Bantu Ekonomi Daerah, HIPMI Gandeng Pemda

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) akan membantu perekonomian daerah guna meningkatkan daya saing bangsa dengan menggandeng pemerintah daerah untuk menumbuhkembangkan potensi lokal daerah. “Sesuai dengan Visi Misi saya saat maju sebagai Calon Ketua Umum beberapa waktu lalu, saya akan buktikan bergerak bersama daerah,” tegas Ketua Umum HIPMI periode 2011-2014, Raja Sapto Oktohari. Menurutnya, sebagai inkubator bagi pengusaha pemula, HIPMI akan menjalin kerja sama dengan pemerintah, baik pusat maupun di daerah.

“Kita akan menggarap sembilan bidang yang selama ini menjadi perhatian HIPMI, tidak semata hanya mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) saja. Selain itu aliansi-aliansi dengan organisasi lainnya baik regional maupun internasional juga akan dijalin guna membuka peluang-peluang baru,” katanya.

Langkah terdekat yang dilakukannya adalah membentuk kepengurusan dengan menggandeng semua kandidat yang maju kala pemilihan Ketua Umum beberapa waktu lalu. “Saya sudah membuka komunikasi dengan para kandidat lainnya dan ini harus dilakukan karena semangat pemilihan yang tumbuh dalam budaya HIPMI adalah bertanding untuk bersanding,” tuturnya.

Saat ini telah dibentuk satuan tugas yang akan menyaring nama-nama potensial untuk duduk di kepengurusan Badan Pengurus Pusat HIPMI. “Usulan dari Badan Pengurus Daerah (BPD) juga akan dipertimbangkan untuk menduduki jabatan-jabatan yang sesuai dengan kompetensi daerah maupun personal calon-calon pengurus baru nanti” katanya.

Okto optimis dan berharap bahwa kepengurusan yang akan dibentuk nanti akan dapat bekerjasama untuk membangun dan mengembangkan organisasi ini. “Saya sudah lama di HIPMI dan ini adalah organisasi yang matang, seusai pemilihan Ketua Umum yang lalu, semua kembali berkomitmen untuk membangun organisasi,” katanya.

Dia juga menegaskan bahwa Untuk membangun perekonomian daerah, perlu upaya optimal untuk database sesuai sumber daya alam, kekuatan ekonomi lokal, memperkuat industri dan jasa yang akan dikembangkan nanti” uraiya. Langkah yang dilakukan HIPMI akan bisa menaikkan kelas para pengusaha daerah yang tadinya beromzet usaha kecil akan naik menjadi pengusaha menengah, dan yang menengah meningkat lebih besar sehingga nantinya dapat membina kelas-kelas pengusaha baru.

Raja Sapta Oktohari terpilih menjadi Ketua Umum HIPMI periode 2011-2014 saat pemilihan pada Musyawarah Nasional (Munas) XIV HIPMI yang dilaksanakan di Makassar Sulawesi Selatan pada pertengahan Oktober 2011.